Dalam perjuangan rakyat Indonesia melawan Penjajah terdapat tokoh yang berpengaruh terhadapat perjuangan di Indonesia. Tetapi saya hanya merangkum nya dalam 5 Tokoh Sejarah Hindu-Buddha dan Islam , kelima tokoh tersebut antara lain sebagai berikut.
Kertanegara merupakan raja terakhir Singhasari, yang dianggap sebagai Raja Jawa Pertama yang ingin menyatukan Nusantara. Kertanegara berkuasa pada tahun 1268-1292. Ia adalah anak WisnuWardhana (Ranggawuni). Masa pemerintahan Kertanegara dianggap sebaga masa kerajaan Singhasari.
Ekspedisi Pamalayu merupakan politik luar negeri Kertanegara yang bertujuan untuk memperkuat pengaruh dan persahabatan antara Singhasari dengan Kerajaan-kerajaan di Sumatra. Ekspedisi tersebut, juga bertujuan untuk memperkuat pengaruh Kertanegara di Selat Malaka yang merupakan jalur ekonomi dan politik penting.
Pada tahun 1275, Kertanegara mengirim utusan ke Melayu dan pada tahun 1286 mengirimkan Arca Amoghapasa sebagai tanda dijalinnya hubungan diplomatik. Tahun 1284, Kertanegara mengadakan ekspedisi ke Bali. Sejak itu Bali menjadi wilayah Kerajaan Singhasari.
Kertanegara memperkenalkan aliran menyatukan Syiwa-Buddha yang dikenal sebagai aliran Tatrayama. Kertanegara meninggal pada tahun 1292, saat terjadi pemberontakan Jayakatwang.
2. Hayam Wuruk
Hayam Wuruk ialah anak dari Tribhuwana Wijaya tunggadewi. Ia dilahirkan pada 1334. Hayam Wuruk berarti "ayam yang masih muda". Beliau, menjadi Raja ketika berumur 16 tahun. Ia menikah dengan Paduka Sori (Prameswari). Hayam Wuruk dianggap sebagai raja terbesar Majapahit karena pada masa pemerintahannya Majapahit mencapai Wilayah terluasnya.
Pada 1351, terjadi Perang Bubat. Peristiwa ini terjadi pada saat Hayam Wuruk bermaksud menikahi Putri Raja Galuh yang bernama Diah Pitaloka Citrasemi. Kerajaan Galuh setuju asal Majapahit tidak menguasai wilayah Kerajaan Galuh. Ketika di perjalanan menuju upacara pernikahan, Gajah Mada mendesak agar Kerajaan Galuh tunduk pada Majapahit dan menyerahkan Diah Pitaloka sebagai Upeti. Raja menolak, dan akhirnya terjadi Perang Bubat. Dalam peristiwa ini seluruh keluarga Kerajaan Galuh tewas.
3. Raden Patah
Raden Patah atau Jim-Bun ialah pendiri Kesultanan Demak pada 1478. Ia adalah anak Brawijaya, Raja Majapahiy. Ibunya ialah putri keturunan Champa yang beragama Islam
Ibu Raden Pateh memiliki ketidakcocokan dengan permaisuri Raja Brawijaya sehingga berat hati Brawijaya menyingkirkan sang Ibu ke Palembang dan menyerahkannya kepada Adipati Palembang, yaitu Arya Sedamar. Di Palembangla Raden Patah dilahirkan. Pada usia belasan tahun Raden Patah berlayar ke Pulau Jawa untuk belajar di Ampel Delta.
Raden Patah meninggal pada 1518 dengan meninggalkan dua orang putra yaitu Pangerang Seda Sekar Lepen dan Pangeran Trenggono, serta dua orang menantu, yaitu Pati Unus dan Fatahillah. Kemudian beliau digantikan oleh menantunya Pati Unus.
4. Sultan Agung Hanyokrokusumo
Gelarnya Sultan Agung Hanyokrokusumo, tetapi lebih terkenal dengan sebutan Sultan Agung. Semasa pemerintahannya berhasil memperluas wilayah Mataram dan hampir mancakup seluruh Pulau Jawa. Sultan Agung beberapa kali melancarkan peperangan antara Mataram dan VOC. Tercatat dua kali Sultan Agung mengadakan serangan ke VOC di Batavia, dua kali serangan Sultan Agung menemui Kegagalan.
Pada masa pemerintahan Sultan Agung, budaya yang di kembangkan di Jawa menurut para sejarawan masa kini adala budaya pedalaman Jawa yang berciri Kejawen, Feodal (Ningrat), dan berbau mistik. Hal ini berbeda dengan kebudayaan pada masa sebelumnya yang berciri perniagaan dengan kesultanan.
Daerah yang tumbuh di pesisir utara Jawa, terutama dilihat dari letak ibukota nya yang berada di pedalaman Jawa berorientasi kepada laut selatan yang bersifat mistis dengan kepercayaan pada Nyi Roro Kidul. Nyi Roro Kidul dipercaya sebagai penguasa gaib di laut selatan Pulau Jawa yang konon memiliki perjanjian menikah dengan raja-raja Mataram semenjak masa Panembaan Senopati sebagai bagian dari persekutuan Mistis.
Sultan Agung juga membudayakan budaya Islam dengan kebudayaan Jawa bahkan Kebudayaan Jawa sebelum Islam. Diantaranya adalah menetapkan penanggalan Jawa hasil perpaduan antara Kalender Saka dengan Penanggalan Islam (Hijriah) yang dikenal sekarang di kalangan masyarakat Jawa.
Selain itu, Sultan Agung juga dikenal mendalami karya-karya sastra Jawa dan seni Wayang, diantaranya dengan menulis sastra Gending dan Wayang Krucil. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, secara umum dikenal sebagai masa puncak kejayaan Kesultanan Mataram. Sultan Agung Wafat pada 1645 dan dimakamkan di Imogiri.
5. Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin bernama asli I Mallombas Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Beliau dilahirkan di Makassar yang merupakan putra kedua dari Sultan Malikussaid.
Sultan Hasanuddin ialah raja Goa ke -16. Kerajaan Gowa merupakan kerajaan besar di wilayah Indonesia Timur yang menguasai jalur perdagangan. Setelah memeluk agama Islam ia mendapat gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, tetapi lebih dikenal dengan sebutan Sultan Hasanuddin. Atas keberaniannya, ia dijuluki "De Haantjes van Het Oosten" oleh Belanda yang artinya "Ayam Jantan atau Jago dari Timur". Sultan Hasanuddin mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada 12 Juni 1670 dan dimakamkan di Makassar.
Demikianlah kelima tokoh Sejarah Hindu-Buddha dan Islam . Semoga bermanfaat bagi yang membacanya.
Baca Juga
0 komentar
Post a Comment
Peraturan Berkomentar :
-Dilarang berkomentar unsur Negatif
-Dilarang menyertakan sebuah Link Aktif
-Dilarang Spam
-Dilarang membully
Mohon pengertiannya, apabila ada yang melanggar saya selaku admin Blog tidak segan-segan menghapus komentar anda.
Atas perhatiannya , saya ucapkan terimakasih